TOKO ALHAROMAIN
MENJUAL PAKAIAN JADI
D 54-D55 AND B19-B20
PASAR TANJUNG MOJOKERTOTAUSYIAH
Ada ampat criteria orang berbicara:
Assalamu’alaikum wr.wb
Subhanallah, walhamdulillah, walaailaahailallah, wallahuakbar.
Semoga Allah SWT mengkaruniakan
kepada kita semua keterampilan mengendalikan diri. Tidak ada yang bahaya dalam
hidup ini, selain sikap kita sendiri. Karena ternyata bahaya besar dalam hidup
ini ialah ketika kita tidak berhasil mengendalikan diri kita dengan baik. Salah
satu ciri orang bahagia dan bertaqwa ialah yang paling terampil mengendalikan
dirinya dengan cepat. Sehingga dapat melalui rintangan yang ada. Kita bisa
melatih diri selama ramdhan. Yang pertama ialah pikiran, pikiran akan membuat
suasana hati. Kalau kita berpikir seseorang akan mengancam diri kita, maka
pikiran kita akan langsung merasa tidak nyaman. Kita sering tidak nyaman dalam
hidup karena pikiran kita tefokus pada hal-hal yang negatif dan mengakibatkan
kita menjadi menderita. Seharusnya bagaimana sikap kita menyikapi hal ini?
Seharusnya bulan ramadhan bulan latihan untuk berpikir positif. Kalau pikiran
kita hanya tertuju kepada makhluk,maka akan gelisah. Namun bila pikiran kita tertuju
kepada pencipta makhluk yakni Allah SWT maka insyaallah tidak akan gelisah.
Semakin lambat mengalihkan pikiran kita kpd Allah, semakin gelisah. Semakin
cepat mengalihkan pikiran kita kpd Allah,maka akan tentram. ”Alaabidzikrillahi
tatma’innulquluub”. Melihat kekurangan orang lain,akan jengkel. Melihat
kelebihan orang lain, akan tenang. Mari kita mencari seribu satu alasan untuk
memaafkan orang lain. Kendalikan pikiran,mencari hikmhah,berdzikir, mencari
Allah SWT insyaallah tentram. Kita sering melihat lukisan kuda,dan kita
terpesona kpd yang melukisnya. Kenapa me;ihat kuda yang nyata,kita tidak memuji
Sang Maha Pencipta-Nya? Kita melihat adik kita memainkan boneka, dan kita
memuji pabrik bonekanya. Kenapa melihat bayi memainkan boneka, kita tidak
memuji yang Maha Pencipta?
Setiap kejadian terjadi atas izin dan kehendak Allah SWT. Setiap
kejadian yang terjadi pasti ada hikmahnya. Kita jangan tefokus kpd makhluk,
fokuslah kpd yang Maha Menciptakan makhluk. Selamat menikmati mengolah
pikiran,kalau kita tidak terampil mengelolah pikiran, cirri yang paling khas
adalah gelisah. Apakah kita tidak boleh gelisah? Jawabnya Harus, tetapi
gelisahnya bukan karena urusan dunia, melainkan urusan akhirat. Sebagai contoh
: takut kalau shalat kita tidak di terima,amal yang tidak ikhlas, takut di
yaumal hisab tidak husnul khotimah. Yang kedua, latihan mengendalikan
keinginan. Kesengsaraan itu karena diprbudak oleh keinginan. Yang bagus ialah
menginginkan sesuatu yang di sukai oleh Allah SWT.Untuk keinginan dunia,
memperbanyak do’a dan memohon petunjuk yang terbaik dalam pandangan Allah SWT.
Apapun yang kita inginkan,syaratnya ialah : 1. Allah SWT suka atau tidak dengan
keinginan kita. 2. Istiharoh, memohon pentunjuk dan bimbingan dari Allah SWT.
Sebagaimana terdapat dalam firman Allah SWT “…………… Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ai amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui. (QS.2 : 216 ).
Keinginan timbul dari pandangan, cobalah
untuk menahan pandangan dari yang tidak membawa manfaat. Kalau kita ingin
membeli sesuatu, pertanyaannya adalah, bukan ingi atau tidak? Tetapi kita perlu
atau tidak? Karena keinginan tidak akan pernah habisnya. Rasullah SAW
menggambar sebuah kotak dan di dalamnya di gambarkan ditengah kotak tersebut
sebuah garis lurus yang mlewatikotak tersebut,apa artinya? Kotak tersebut
diartikan sbg umur, sedangkan garis lurus dalam kotak tersebut digambarkan sebagai
keinginan.Yang ketiga, mengendalikan
amarah. Mengapa kita marah, prinsip
dasarnya ketidaksiapan mental menerima yang tidak sesuai dengan keinginan dan
dan harapan kita. Kalau kita marah, kepentingannya nafsu dan dan cenderung
menyakiti orang lain. Sedangkan kalau kita tegas, kepentingannya adalah adil.
Maka berlakulah adil, karena adil dekat dengan taqwa. Sebagai analogi, kalau
kita marah bagaikan menancapkan paku ke didinding. Semakin kita marah, semakin
banyak paku yang menancap kedinding. Lisan kita seperti paku yang ditancapkan
kedinding atau hati orang yang kita sakiti. Seandainya kita meminta maaf kepada
orang yang kita sakiti itu, maka paku akan terlepas dari dinding, namun kita
akan meninggalkan bekas lubang paku didinding. Yang ke empat mengendalikan lisan, sebagaimana “Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik2, atau diam” (HR
Bukhari Muslim). Mari kita jaga lisan kita dari perkataan yang sia2 yang tidak
membawa manfaat. Setiap perkataan yang kita ucapkan bagaikan anak panah yang
kita lepaskan melesat dari busurnya, apabila sudah lepas, maka tidak dapat kita
tarik kembali. Oleh karena itu alangkah lebih baik bila setiap perkataan yang
akan kita ucapkan hendaknya dipikirkan terlebih dahulu. Semoga kita bisa
belajar untuk tidah mudah menyinggung perasaan orang lain dan tidah mudah
tersinggung oleh perkataan orang lain. Karena tidah setiap yang ingin kita
katakana, harus kita katakan.
- Orang yag berjiwa besar, yang jika berbicara ada 3 hal yang didapat, yakni mendapatkan tambahan ilmu, mencari/mendapatkan hikmah dari suatu kejadian, dan berdzikir mengingat Allah SWT.
- Orang yang biasa2 saja, mempunyai ciri suka menceritakan peristiwa atau kejadian itu saja.
- Orang rendahan, yang mempunyai cirri suka mengeluh dan mencela kejadian yang ada.
- Orang yang dangkal, orang yang senang membicarakan dirinya sendiri dengan tujuan pamer.
Wass.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar