AL HAROMAIN

DAFTAR

  • pakaian
  • buku

Daftar Blog

TEXT

text

zainimjkbgt

zainimjkbgt
zainimjkbgt

zainimjkbgt.blogspot.com

zainimjkbgt

alharomain

Penayangan bulan lalu

Populer

Entri Populer

11 Februari 2012

JADALUL QURAN

TOKO ALHAROMAIN MENJUAL PAKAIAN JADI D 54-D55 AND B19-B20 PASAR TANJUNG JADALUL QUR’AN
جدل القرآن

Di dalam beberapa ayat Al-Quran dapat dijumpai beberapa bentuk perdebatan dan dialog. Tidak dapat dipungkiri bahwa gaya bahasa perdebatan memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dengan lainnya seperti: matsal, qasam dan qashas. Dalam bentuk yang paling sederhana, bentuk perdebatan bisa memberikan pandangan yang jelas tentang argument yang digunakan oleh masing-masing pihak yang sedang bertikai atau berselisih. Perdebatan merupakan pilihan terakhir yang dilakukan oleh seorang Muslim dalam berdakwah setelah hikmah dan mau’idhah hasanah menemui jalan buntu. Di sinilah pembahasan jadalul quran menjadi sangat penting bagi wawasan dakwah.
Bagi orang yang hatinya terbuka dan lembut, di antaranya adalah orang-orang mukmin, Al-Quran cukup menggunakan gaya bahasa matsal untuk mengajak pada kebenaran dan kebaikan. Sementara bagi orang yang cukup sulit menerima kebenaran Al-Quran menggunakan gaya bahasa qasam (sumpah) agar mereka yang masih sangsi atau ragu menjadi yakin akan kebenaran yang dibawa oleh Al-Quran. Sedangkan bagi mereka yang ingkar dan melawan terhadap kebenaran Al-Quran, Allah menggunakan bentuk perdebatan.
Tidak sulit menemukan bentuk perdebatan yang ada di dalam Al-Quran. Ciri utamanya adalah Al-Quran menyajikan argument yang paling meyakinkan dalam ayat-ayatNya agar para pembaca Al-Quran langsung tunduk mengakui kebenaran tersebut. Sebuah contoh sederhana bisa dipetik dalam kisah Nabi Ibrahim yang berdebat dengan Raja Namrud. Ketika Namrud mengagungkan dirinya sebagai Tuhan yang mampu “menghidupkan” dan “mematikan”, Nabi Ibrahim mendebatnya dengan memberikan tantangan kalau dirinya benar-benar Tuhan supaya menerbitkan matahari dari Barat. Dengan cara seperti ini, Namrud, orang yang ingkar, tidak berkutik dan tidak berdaya dengan argument yang disajikan oleh Ibrahim.

Definisi Jadal atau Jidal
§         Bahasa : orang Arab biasa menggunakan kata jadal seperti dalam kalimat جدلت الحبل  untuk menunjukkan tali yang telah terjalin dengan kuat dan rapi. Dengan demikian, secara bahasa jadal bisa diartikan dengan jalinan yang rapi dan kuat. Senada dengan kata jadal adalah jidal dan munadharah (مناظرة  ).
§         Istilah : Negosiasi yang dilakukan dalam suatu perselisihan (konflik) dengan cara menyajikan argument yang meyakinkan sehingga mencapai solusi yang menenangkan hati.

Tujuan Perdebatan
  1. Menghadirkan kebenaran secara nyata.
  2. Menegakkan bukti secara meyakinkan.
  3. Memberi petunjuk pada mereka yang kafir (tidak percaya).
  4. Menundukkan logika orang-orang yang ingkar (keras kepala/ngotot/ngeyel).

Gaya Perdebatan Al-Quran
  1. Menyajikan bukti-bukti yang dibutuhkan dalam perselisihan tersebut dalam bentuk yang jelas sehingga bisa dipahami dengan mudah oleh kaum awam dan ulama.
  2. Membatalkan setiap syubhah yang merusak.
  3. Argumen yang disajikan Al-Quran tersusun rapi.
  4. Tidak membutuhkan proses logika yang rumit.
  5. Tidak sama dengan cara Mutakallimun bermain logika (yang menggunakan premis minor dan premis mayor).
Contoh:
Ketika terjadi perselisihan tentang kemungkinan adanya Tuhan selain Allah, atau keberadaan multi tuhan, Al-Quran memberikan argument yang meyakinkan bagi manusia dengan memberikan bukti tentang keteraturan alam semesta dan seisinya ini. Jika memang ada tuhan selain Allah, atau adanya keberadaan tuhan-tuhan lain di setiap penjuru langit dan bumi, tentu alam semesta ini akan kacau balau.
﴿لَوْ كَانَ فِيهِمَا آَلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا...﴾ الأنبياء:22

Macam-macam Perdebatan dalam Al-Quran
1. Kategori tadabur dan tafakur
Termasuk dalam kategori ini adalah ayat-ayat kauniyah (tentang alam semesta) yang biasanya terkait dan menjadi bukti bagi dasar-dasar keimanan tauhid.

﴿وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ. إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ﴾ البقرة:163-164
Ketika Allah ingin menegaskan tentang ketauhidan, Al-Quran memberikan beberapa catatan tentang penciptaan langit dan bumi, perbedaan siang dan malam, serta berbagai macam hal lainnya untuk menjadi renungan bagi manusia yang mau merenung dan menggunakan pikirannya dengan baik. Siapapun yang mau berfikir jernih akan menemukan kebenaran tentang tauhid.

2. Kategori perlawanan bagi mereka yang ingkar terhadap kebenaran, di antaranya melalui cara istifham (mengajukan pertanyaan) tentang hal-hal yang bisa diterima oleh akal sehingga mereka mengakui kebenaran yang ada.
Ada beberapa bentuk yang berbeda dalam masalah ini, di antaranya:
أ - استدلال بالخلق على وجود خالق
Memberikan keterangan tentang ciptaan untuk menunjukkan keberadaan sang pencipta.

﴿أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ. أَمْ خَلَقُوا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بَلْ لَا يُوقِنُونَ .... أَمْ لَهُمْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ﴾ الطور:35-43
Dalam ayat ini jelas menunjukkan bahwa segala sesuatu yang berlangsung di alam semesta penuh dengan keteraturan yang luar biasa. Tidak mungkin segala sesuatu yang berlangsung dengan sangat teratur terjadi secara kebetulan. Tidak mungkin komputer yang sedang saya gunakan sekarang ini berfungsi dengan baik tanpa ada pihak yang memproduksinya. Tidak mungkin layar di computer ini menghasilkan kata-kata bermakna tanpa ada penulisnya. Suatu karya merupakan bukti nyata tentang adanya pihak yang mewujudkannya. Di sinilah bukti-bukti penciptaan akan menuntun siapa pun untuk meyakini tentang adanya sang Pencipta, yaitu Allah. 
ب – استدلال بالمبدأ على المعاد
Memberikan keterangan tentang asal mula penciptaan untuk menunjukkan adanya kebangkitan kembali.

﴿فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ (5) خُلِقَ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ (6) يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ (7) إِنَّهُ عَلَى رَجْعِهِ لَقَادِرٌ﴾ الطارق: 5-8
Bagaimana cara terbaik untuk membuktikan bahwa manusia akan dibangkitkan kembali? Al-Quran dengan cara yang sangat lugas menunjukkan bahwa awal penciptaan manusia melalui proses yang cukup rumit, meskipun hal itu sangat mudah bagi Allah. Lalu, apakah ada kesulitan bagi Allah untuk mengembalikan sesuatu yang sebelumnya telah ada?
ج – إبطال دعوى الخصم بإثبات نقيضها
Mematahkan tuduhan dengan menunjukkan bukti tentang kejadian yang sebaliknya.
﴿وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِذْ قَالُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى بَشَرٍ مِنْ شَيْءٍ قُلْ مَنْ أَنْزَلَ الْكِتَابَ الَّذِي جَاءَ بِهِ مُوسَى نُورًا وَهُدًى لِلنَّاسِ تَجْعَلُونَهُ قَرَاطِيسَ تُبْدُونَهَا وَتُخْفُونَ كَثِيرًا وَعُلِّمْتُمْ مَا لَمْ تَعْلَمُوا أَنْتُمْ وَلا آبَاؤُكُمْ قُلِ اللَّهُ ثُمَّ ذَرْهُمْ فِي خَوْضِهِمْ يَلْعَبُونَ﴾ الأنعام: 91
Kaum Yahudi pada saat itu diceritakan dalam ayat di atas mengatakan bahwa Allah tidak menurunkan apapun kepada manusia. Hal ini langsung dipatahkan dengan bukti yang berada di tengah-tengah kehidupan mereka sendiri, yaitu keberadaan kitab Taurat. Al-Quran menanyakan balik, “Lalu siapakah yang menurunkan kitab Taurat yang dibawa Musa sebagai pedoman manusia? Hal ini langsung mematahkan tuduhan mereka dengan menegaskan bahwa Taurat itu adalah termasuk bagian sesuatu yang diturunkan oleh Allah bagi manusia.



Tidak ada komentar: